● online
Keris Kidang Soka Luk 11 Pamor Banyu Mili
Rp 4.500.000| Kode | F213 |
| Stok | Tersedia (1) |
| Kategori | Keris, Kidang Soka |
| Jenis | : Keris Luk 11 |
| Dhapur | : Kidang Soka |
| Pamor | : Banyu Mili |
| Tangguh | : Mataram Amangkurat |
| Warangka | : Ladrang Surakarta, Kayu Timoho |
| Deder/Handle | : Yudawinatan, Kayu Kemuning Bang |
| Mendak | : Parijata Bahan Kuningan |
Keris Kidang Soka Luk 11 Pamor Banyu Mili
Keris Kidang Soka Luk 11 Pamor Banyu Mili
Dalam buku Keris Jawa: Antara Mistik dan Nalar karya Haryono Haryoguritno disebutkan bahwa Kidang Soka merupakan salah satu dhapur keris yang kaya ricikan. Pada umumnya, dhapur ini dilengkapi dengan sekar kacang, jalen, lambe gajah dua, tikel alis, pejetan, sraweyan, dan greneng, serta memiliki variasi luk seperti luk 9, luk 11, dan luk 13. Setiap elemen pada Kidang Soka bukan hanya sekadar bentuk estetis, tetapi merupakan bahasa simbol yang memuat pesan-pesan adiluhung.
Secara harfiah, nama Kidang Soka dapat diurai menjadi dua kata: kidang berarti kijang, sedangkan soka merujuk pada bunga soka, bunga merah kecil yang sering tumbuh bergerombol dan menjadi simbol kehormatan serta daya hidup. Penggabungan dua kata ini melahirkan gambaran tentang kijang yang lincah, peka, penuh kewaspadaan, namun sekaligus bersih dan halus budi seperti bunga soka.
Secara filosofis, Kidang Soka mengandung ajaran tentang kepekaan batin dan ketangkasan dalam melangkah. Kijang adalah binatang yang tangkas, cepat membaca tanda-tanda alam, dan mampu menghindari bahaya dengan gerak yang terukur. Ia adalah simbol dari ketelitian, insting kuat, dan kecerdasan menghadapi perubahan. Sedangkan bunga soka memberikan nuansa makna tentang ketulusan, keramahan, dan kebeningan rasa—sebuah pengingat bahwa kecerdikan harus berjalan seiring dengan keluhuran budi.
Dengan demikian, keris Kidang Soka dapat dimaknai sebagai pusaka yang mengajarkan pemiliknya untuk selalu sigap tanpa gegabah, peka tanpa curiga berlebihan, kuat tetapi tetap halus tengkur, serta mampu menimbang situasi sebelum bertindak. Ia menjadi gambaran keseimbangan ideal antara ketangkasan duniawi dan kejernihan batin, suatu harmoni yang dijunjung tinggi dalam falsafah Jawa.
Pamor Banyu Mili
PAMOR BANYU MILI, atau sering disebut iling warih yang secara harfiah berarti air yang mengalir. Merupakan salah satu motif pamor yang bentuk gambarannya menyerupai garis-garis yang membujur dari pangkal bilah hingga ke ujung. Garis-garis pamor itu ada yang utuh, ada yang putus-putus, dan banyak juga yang bercabang. Garis yang berkelok-kelok itu seolah menampilkan kesan mirip gambaran air sedang mengalir.
Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran darinya. “Hidup yang mengalir seperti air” bukan berarti kita tidak mempunyai arah dan tujuan, atau sekedar berpasrah diri terhadap keadaan. Justru sebaliknya, dengan kita meniru air yang mengalir, kita seharusnya mempunyai visi dalam kehidupan. Hal utama yang patut diteladani dari perjalanan air menuju muara adalah keyakinan dan konsitensinya. Tak peduli seberapa jauh jaraknya dari muara, air pasti akan tiba di sana.
Bagi seorang pemimpin, sifat dari air yang selalu mengalir ke tempat lebih rendah, analog dengan sikap rendah hati yang harus ia miliki. Air selalu ingin berguna bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah sosok pemimpin yang mempunyai jiwa melayani. Saat ia di atas, maka ia akan menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Terlebih air identik dengan sumber kehidupan, maka seorang Pemimpin yang memiliki jiwa melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang dipimpinnya.
Keris Kidang Soka Luk 11 Pamor Banyu Mili
| Berat | 1500 gram |
| Kondisi | Bekas |
| Dilihat | 399 kali |
| Diskusi | Belum ada komentar |
Keris Sengkelat Luk 13 Pamor Beras Wutah Sengkelat, adalah salah satu bentuk dhapur keris luk tiga belas. Ukuran panjang bilahnya sedang, dan memakai ada-ada, sehingga permukaannya nggigir sapi. Sengkelat memakai kembang kacang; ada yang memakai jenggot dan ada yang tidak; lambe gajah-nya hanya satu. Selain itu ricikan lainnya adalah sogokan rangkap ukuran normal, sraweyan, ri… selengkapnya
Rp 5.000.000Keris Naga Raja Kinatah Emas Sepuh Keris berdhapur Naga Raja merupakan salah satu bentuk pusaka yang memiliki kedudukan istimewa dalam dunia perkerisan. Sebagaimana namanya, Naga Raja berarti “raja dari para naga” — simbol tertinggi dari kekuasaan, kebijaksanaan, dan pengendalian diri. Dalam pandangan budaya Jawa, naga bukan sekadar makhluk mitologis, melainkan lambang kekuatan kosmis yang menjaga… selengkapnya
Rp 55.000.000Keris Jalak Dinding Pamor Tunggak Semi Wirasat Demak selalu memiliki tempat tersendiri dalam sejarah Jawa. Julukannya sebagai “Kota Wali” bukan sekadar predikat manis, tetapi representasi dari peran penting Demak sebagai poros penyebaran Islam di tanah Jawa. Di sinilah kerajaan Islam pertama berdiri, di sinilah para Wali Songo bertemu gagasan, membangun tradisi, dan meninggalkan jejak budaya… selengkapnya
Rp 20.000.000Dhapur Jalak Ngore Keris dapur jalak ngore secara umum merupakan simbolisasi pencapaian kebahagiaan dan melepaskan dari segala permasalahan hidup ( terkait dengan nafkah). Burung Jalak menurut pandangan orang jawa : Kukila Tumraping tiyang Jawi, mujudaken simbul panglipur, saget andayani renaning penggalih, satemah saget ngicalaken raos bebeg, sengkeling penggalih. Candrapasemonanipun : pindha keblaking swiwi kukila, ingkang… selengkapnya
Rp 1.900.000Dhapur Carang Soka Keris Carang Soka memuat perpaduan makna mendalam antara kata carang yang berarti ranting dan soka yang merujuk pada kesedihan, sehingga melahirkan gambaran filosofis tentang ranting yang bersedih namun tetap bertahan. Di balik citra itu, tersimpan pesan tentang seseorang yang melalui perjalanan duka tetapi mampu menemukan kekuatan batin untuk terus melangkah. Filosofi Carang… selengkapnya
Rp 5.500.000Dhapur Keris Jangkung Mayang Jangkung, biasanya orang-orang perkerisan menyebut keris luk tiga yang memakai ricikan sederhana: sekar kacang baik yang memakai sogokan maupun tidak dengan sebutan keris Jangkung. Dhapur keris luk tiga (jangkung), umumnya dianggap membawakan sifat isi keris yang menunjang cita-cita, karena bentuknya membawa perlambang terhindar dari godaan (fokus pada tujuan). Dalam bahasa jawa… selengkapnya
Rp 3.000.000Keris Pasopati Kinatah Emas Tangguh PB X Keris Pasopati merupakan salah satu dhapur keris lurus yang sangat populer. Karakteristik utamanya adalah bilahnya dengan permukaan nggigir sapi, serta beberapa ricikan khas seperti kembang kacang pogog, lambe gajah satu, tikel alis, sogokan rangkap, sraweyan, greneng, ri pandan dan terkadang dilengkapi dengan gusen serta lis-lisan. Keberadaan dhapur Pasopati… selengkapnya
Rp 155.000.000Keris Brojol Pamor Mayang Mekar Keris Brojol dikenal sebagai salah satu dhapur yang paling sederhana sekaligus paling tua dalam dunia perkerisan Nusantara. Ia tidak memiliki luk, bentuk bilahnya lurus dengan ujung agak meruncing, gandik polos tanpa kembang kacang, dan ricikan yang sangat minimalis. Namun, justru dalam kesederhanaannya itulah tersimpan makna yang dalam. Kata brojol dalam… selengkapnya
Rp 13.000.000Dhapur Keris Parungsari Parungsari adalah salah satu bentuk dhapur keris berluk tiga belas. Ukuran Panjang bilahnya sedang. Keris ini memakai kembang kacang; ada yang memakai jenggot ada yang tidak, lambe gajahnya dua, sraweyan, sogokan rangkap, pejetan dan greneng. Sekilas mirip dengan dhapur Sengkelat, perbedaan diantara keduanya hanyalah; Keris dhapur Parungsari mempunyai dua (2) lambe gajah,… selengkapnya
Rp 5.500.000Keris Kebo Kantong Luk 5 Madiun Sepuh Keris dhapur Kebo Kantong mengandung filosofi tentang kekuatan batin, kesabaran, dan kemampuan menampung. Nama “Kebo” mengingatkan pada kerbau yang teguh dan sabar, melambangkan keteguhan hati seseorang dalam menghadapi tantangan hidup. Sementara “Kantong” menjadi simbol kapasitas untuk menerima dan menyimpan berkah, ilmu, atau pengalaman hidup, yang kelak dapat dibagikan… selengkapnya
Rp 10.000.000
























Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.