● online
Keris Naga Sapta Kinatah Emas Sepuh
Rp 150.000.000| Kode | P179 |
| Stok | Tersedia (1) |
| Kategori | Keris, Naga Sapta |
| Jenis | : Keris Luk 7 |
| Dhapur | : Naga Sapta (Kinatah Emas) |
| Pamor | : Keleng |
| Tangguh | : Mataram Kartasura |
| Warangka | : Gayaman Surakarta, Kayu Cendana |
| Deder/Handle | : Yuydawinatan, Kayu Tayuman |
| Mendak | : Bunton Slorok Topengan |
| Pendok | : Blewah Bahan Kuningan |
Keris Naga Sapta Kinatah Emas Sepuh
Keris Naga Sapta Kinatah Emas Sepuh
Naga adalah salah satu makhluk mitologis yang jejaknya hadir hampir di seluruh belahan dunia. Setiap peradaban memiliki tafsir dan rupa tersendiri tentang naga, termasuk masyarakat Jawa yang mengenalnya sebagai makhluk agung, penjaga kesucian, sekaligus simbol kekuatan yang berasal dari alam adikodrati. Dalam tradisi Jawa, kisah-kisah tentang naga bukan sekadar dongeng, melainkan tuntunan—berisi nilai-nilai luhur—dan tontonan yang divisualkan dalam bentuk yang indah dan memukau.
Sepanjang sejarah panjang kebudayaan Jawa, naga selalu hadir sebagai ikon spiritual yang melekat kuat dalam alam pikir masyarakat. Itulah sebabnya motif naga kerap terpatri dalam berbagai sisi kebudayaan: di bangunan-bangunan suci seperti candi dan petirtaan, pada corot kendi tempat air suci, dalam pataka kerajaan, pusaka, sengkalan, hingga berbagai simbol politik yang menegaskan kebesaran seorang raja dan negaranya. Dalam dunia kesenian pun naga menjadi sumber inspirasi yang tak pernah padam—mewarnai karya sastra, tari, pewayangan, bahkan tata busana.
Kesemuanya berangkat dari satu pemahaman utama: naga adalah simbol kesucian, makhluk penjaga yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta, penjaga keseimbangan antara alam nyata dan alam gaib.
Istilah Sapta merujuk pada jumlah luk bilahnya, yaitu tujuh. Dalam filosofi Jawa, angka tujuh atau pitu memiliki makna yang dalam. Secara jarwo dosok, pitu ditafsirkan sebagai pitutur, piwulang, dan pitulungan—ajaran yang baik, petunjuk hidup, serta pertolongan dari kekuatan adikodrati.
Angka tujuh dianggap angka keramat oleh masyarakat Jawa dan Nusantara secara umum. Ia melambangkan ketenteraman, kewibawaan, kebahagiaan, hingga kesuksesan. Nilai ini sejalan dengan banyak aspek dalam tatanan kosmologi Jawa: tujuh lapis langit, tujuh hari dalam satu pekan, hingga upacara-upacara penting seperti pitonan pada usia kehamilan tujuh bulan atau pitung dinanan dalam tradisi kematian.
Dengan demikian, keris Naga Sapta bukan hanya pusaka yang indah secara visual. Kehadiran naga pada bilahnya melambangkan kekuatan, kewibawaan, dan kesucian, sementara tujuh luk-nya menjadi simbol petunjuk hidup dan perlindungan. Pusaka ini dipandang sebagai gambaran perjalanan batin—bagaimana manusia dituntun oleh nilai-nilai luhur, dijaga dari keburukan, dan dibimbing menuju kehidupan yang tenteram dan selaras.
Keris Naga Sapta adalah perpaduan antara mitologi agung dan filosofi mendalam, sebuah pusaka yang memikul makna spiritual sekaligus estetika yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Keris Naga Sapta Kinatah Emas Sepuh
| Berat | 1500 gram |
| Kondisi | Bekas |
| Dilihat | 340 kali |
| Diskusi | Belum ada komentar |
Pandhawa Prasaja Nama Pandawa Prasaja menyimpan ajaran luhur tentang keseimbangan antara kekuatan lahir dan kejernihan batin.Kata Pandawa merujuk pada lima kesatria utama dalam epos Mahabharata — Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.Kelima tokoh ini bukan sekadar sosok dalam cerita pewayangan, tetapi simbol dari laku manusia yang berjuang menegakkan kebenaran dengan caranya masing-masing. Yudhistira melambangkan kejujuran… selengkapnya
Rp 1.800.000Keris Singo Barong Luk 11 Kinatah Emas Keris Singo Barong memiliki ciri khas yaitu gandhiknya diukir hiasan singa dengan kelamin yang tegang sebagai simbol kejantanan. Motif singa pada gandhik Keris Singo Barong tampak mirip dengan kilin, yaitu arca binatang mitologi penunggu gerbang dalam budaya China yang banyak terdapat di klenteng. Artinya, hal itu menunjukkan adanya… selengkapnya
Rp 100.000.000Keris Brojol Pamor Mayang Mekar Keris Brojol dikenal sebagai salah satu dhapur yang paling sederhana sekaligus paling tua dalam dunia perkerisan Nusantara. Ia tidak memiliki luk, bentuk bilahnya lurus dengan ujung agak meruncing, gandik polos tanpa kembang kacang, dan ricikan yang sangat minimalis. Namun, justru dalam kesederhanaannya itulah tersimpan makna yang dalam. Kata brojol dalam… selengkapnya
Rp 13.000.000Keris Naga Liman Kinatah Emas NAGA LIMAN, adalah salah satu bentuk dhapur keris, dimana bagian gandik keris diukir dengan bentuk kepala gajah, lengkap dengan belalainya (kadang dibuat sangat detail lengkap dengan bagian gading dan telinga) tetapi tanpa badan sang gajah itu sendiri karena badan naga liman merupakan perwujudan dari sosok ular (biasanya dibuat tersamar mirip… selengkapnya
Rp 37.000.000Dhapur Kebo Lajer Keris berdhapur Kebo Lajer merupakan pusaka yang sarat makna, yang diharapkan dapat menanamkan sifat seperti kerbau jantan suci pada pemiliknya—yaitu tekun bekerja, penuh kesabaran, dan menjunjung kesucian dalam setiap usaha untuk menghidupi keluarga serta masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya. Keris ini mengajarkan nilai keteguhan, ketahanan, dan dedikasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Secara… selengkapnya
Rp 3.750.000Keris Murma Malela Mataram Amangkurat Nama Murma Malela sendiri berasal dari dua kata Jawa kuno: murma yang berarti tenang, sabar, dan pasrah, serta malela yang berarti berani, teguh, dan tidak gentar. Maka, filosofi dari Murma Malela adalah keteguhan dalam ketenangan — keberanian yang tidak lahir dari amarah, melainkan dari keyakinan. Ia menjadi simbol pribadi yang… selengkapnya
Rp 3.700.000






















Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.