● online
- Keris Mangkurat Pamor Pedaringan Kebak
- Keris Sengkelat Kinatah Panji Wilis
- Keris Dhapur Sura Tangguh Bugis Sepuh
- Keris Jalak Sangu Tumpeng Tangguh Madiun Sepuh
- Keris Sujen Ampel Madiun Sepuh
- Keris Tilam Upih Tangguh Tuban Sepuh
- Pusaka Tindih Wedhung Kabudhan Kuno
- Keris Pasupati Tangguh Mataram Kartasura
Keris Santan Pamor Pandita Bala Pandita
Rp 4.111.000| Kode | IR126 |
| Stok | Tersedia (1) |
| Kategori | Keris, Santan |
| Jenis | : Keris Luk 11 |
| Dhapur | : Santan |
| Pamor | : Pandita Bala Pandita |
| Tangguh | : Madiun Sepuh |
| Warangka | : Gayaman Surakarta, Kayu Timoho |
Keris Santan Pamor Pandita Bala Pandita
Dhapur Santan
Keris Dhapur Santan adalah satu dhapur keris luk 11 yang sekarang sangat jarang dijumpai dan termasuk dhapur langka. Memiliki ricikan pejetan, tikel alis, sogokan depan, kembang kacang, lambe gajah, greneng.
Pada tahun jawa 522, Empu Sugati membuat pusaka ber-dhapur Santan dan Karacan atas perintah dari Prabu Kala di Negeri Purwacarito, Prabu Kala merupakan cucu Buyut dari Sang Hyang Wisnu.
Santan, adalah cairan berwarna putih susu yang berasal dari parutan daging kelapa tua yang dibasahi sebelum akhirnya diperas dan disaring. Santan pengejawentahan dari sebuah perjuangan hidup manusia yang terus mengalami penempaan layaknya santan yang diparut dan diperas hingga mendapatkan inti sari dari kesejatian hidup manusia itu sendiri.
Untuk menjadi orang yang hebat kita harus melalui proses jatuh bangun yang tidaklah gampang. Ujian akan datang silih berganti, yang akan menempa jiwa kita menjadi tangguh. Itu adalah bagian proses yang harus kita lalui agar kehidupan yang kita jalani lebih bermutu. Kuat dan sabar saat menanggung derita adalah kunci menuju kehidupan yang lebih bermakna.
Jika setiap usaha kita selalu membuahkan hasil yang memuaskan tanpa tenaga ekstra, darimana kita belajar ikhtiar dan kerja keras. Jika doa kita selalu dikabulkan, darimana kita belajar bersabar, dan jika setiap apa yang kita inginkan selalu kita miliki, darimana kita belajar ikhlas ketika apa yang kita inginkan tak dapat kita peroleh, hidup sukses tidak didapatkan dengan mudah kecuali kita terlahir sebagai anak raja, bahkan seorang anak raja pun mesti belajar keras agar ia kelak mampu memimpin dan mensejahterakan rakyatnya, jika tidak tentu ia akan menjadi raja yang gagal dan dibenci rakyat nantinya.
Dalam hidup terkadang ada kalanya datang rasa sakit, perasaan tak nyaman, hinaan dan segala derita yang seringkali tidak kita inginkan. Tapi itulah proses yang harus kita lalui untuk mendapatkan sari pati kehidupan, santan dari kehidupan, yang akan menambahkan cita rasa kehidupan kita menjadi lebih gurih, dan mengantarkan kita pada pintu surgaNya. Seperti ketika kita mengendarai sepeda, saat mendaki kita membutuhkan tenaga yang lebih besar dari biasa.Jangan berhenti ketika mendapatkan ujian atau cobaan karena kelapa tidak akan menghasilkan sari pati bila prosesnya berhenti ditengah jalan. Semoga kesuksesan segera menghampiri kita.
Keris santan memiliki nilai filosofi manusia yang tinggi, banyak orang mempercayai dengan memiliki keris ini juga akan memiliki ketangguhan dalam hidupnya. Keris santan juga banyak diburu oleh kalangan pemimpin, pejabat, dan orang-orang yang mempunyai tanggung jawab besar dihidupnya.
Pamor Pandita Bala Pandita
Nama Pandita Bala Pandita sendiri memiliki arti yang dalam, yakni “pendeta berpasukan pendeta”. Kata “Pandita” berasal dari bahasa Sanskerta. Dalam Bhagavad Gita Bab IV.19, pandita adalah manusia yang tidak memiliki keterikatan terhadap benda keduniawian:
“Yasya sarve samarambhah, kamasamkalpavarjitah, jnanagnidagdhakarmanam, tam ahuh panditham budhah”.
Terjemahannya: “Ia yang segala perbuatannya tidak terikat oleh angan-angan akan hasilnya dan ia yang kepercayaannya dinyalakan oleh api pengetahuan, diberi gelar Pandita oleh orang-orang yang bijaksana”.
Pandita dalam konteks ini mencakup berbagai golongan yang dihormati, seperti Pedanda, Bujangga, Maharsi, Bhagavan, Empu, Kiai, dan rohaniawan lainnya. Mereka sering kali menjadi penasehat raja (Purohito), menegaskan pentingnya peran mereka dalam kehidupan spiritual dan pemerintahan.
Dari segi tuah atau angsar, pamor Pandita Bala Pandita paling cocok dimiliki oleh para rohaniawan atau mereka yang menekuni dunia spiritual. Pamor ini diyakini dapat membantu pemiliknya menerima getaran-getaran gaib, memiliki mata batin yang tajam, dan memancarkan kewibawaan rohani. Pemilik keris dengan pamor ini dipercaya akan dihormati dan didengar oleh orang lain, memudahkan dalam mencari murid atau pengikut. Namun, pamor ini tergolong sangat pemilih dan tidak cocok untuk mereka yang masih melakukan perbuatan kurang baik, khususnya malima (perbuatan terlarang).
Keris dengan pamor Pandita Bala Pandita bukan hanya sekadar senjata, tetapi juga simbol spiritualitas dan keagungan. Memiliki keris ini berarti mengemban tanggung jawab moral dan spiritual yang besar, serta menjadi penuntun dalam kehidupan rohani yang penuh kedamaian dan welas asih.
Tangguh Madiun
Madiun tak bisa dipisahkan dari sejarah tosan aji. Hampir setiap peristiwa penting di daerah ini selalu berkaitan dengan keris, bahkan lambang kotanya memakai ikon keris di tengah. Setelah runtuhnya Pajang, Madiun yang enggan tunduk pada Mataram memperkuat diri dengan membuat banyak senjata, termasuk keris dan tombak. Karena dibuat di masa perang, keris Madiun lebih menonjolkan kekuatan ketimbang keindahan.
Bentuknya sering dianggap wagu dan sederhana, namun memiliki aura yang kuat dan angker. Dikenal pula bahwa Madiun pernah dua kali menggagalkan serangan Panembahan Senopati berkat pusaka Kanjeng Kiai Kala Gumarang. Akhirnya, lewat siasat pura-pura takluk, Mataram berhasil menguasai wilayah ini yang kemudian dikenal sebagai Madiun sejak 16 November 1950.
Namun anggapan bahwa semua keris Madiun berwujud sederhana dibantah oleh para empu lokal. Pada abad ke-19, Desa Sewulan di Madiun Selatan dikenal menghasilkan keris-keris berkualitas tinggi. Desa ini diyakini sebagai tanah perdikan peninggalan Majapahit dan tempat tinggal Empu Suro dari Demak, leluhur para pembuat keris Madiun. Masa keemasan Empu Sewulan terjadi di era Bupati Kusnodiningrat (1900–1929), ketika setiap lurah di Madiun mendapat hadiah sebilah keris. Sayangnya, sejak 1970-an, tradisi itu memudar dan para keturunan empu beralih menjadi pande besi.
IR126
Keris Santan Pamor Pandita Bala Pandita
| Berat | 1500 gram |
| Kondisi | Bekas |
| Dilihat | 1.168 kali |
| Diskusi | Belum ada komentar |
Dhapur Parungsari Dhapur Parungsari memiliki kemiripan yang kuat dengan dhapur Sengkelat, baik dari jumlah luk maupun ricikannya. Yang membedakan hanya lambe gajah, di mana Sengkelat memiliki satu lambe gajah, sedangkan Parungsari memiliki dua. Perbedaan kecil seperti ini—tingil, lambe gajah, sraweyan, atau odo-odo—sering kali menjadi penentu identitas dhapur keris, sehingga keliru mengenalinya juga berarti keliru memahami… selengkapnya
Rp 4.300.000Keris Paksi Naga Liman Kinatah Emas Secara prejengan-nya, pusaka ini tampil dengan kemegahan yang sulit diabaikan. Indah, anggun, dan seolah memancarkan kesempurnaan dari setiap sisinya. Mulai dari material besi dan pamornya yang luar biasa, pasikutannya yang gagah, hingga ornamen tinatah emas yang menegaskan kewibawaannya. Motif pamor Uler Lulut yang menjalar di sepanjang bilah tampak hidup… selengkapnya
Rp 100.000.000Keris Pasopati Pamor Pedaringan Kebak Mutrani PB X Meskipun pusaka ini tergolong Yassan Enggal atau yang sering disebut sebagai kamardikan, bukan berarti ia kehilangan nilai luhur. Justru di balik wujudnya yang lebih muda, tersimpan keistimewaan dan kualitas tinggi yang layak untuk dibabar bersama. Dari segi gaya atau style-nya, keris ini mengikuti pakem keris-keris Pakubuwanan, atau… selengkapnya
Rp 10.000.000Keris Jalak Sumelang Gandring Mageti Sepuh Keris Jalak Sumelang Gandring memancarkan aura waspada dan keteguhan yang dalam. Nama Sumelang Gandring berarti selalu siaga dan tidak lengah, sebuah perlambang dari jiwa yang sadar penuh, senantiasa eling lan waspada dalam menapaki kehidupan. Dhapur Jalak menggambarkan karakter yang teguh, sederhana, namun berisi kekuatan sejati. Seperti burung jalak yang… selengkapnya
Rp 4.555.000






















Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.