Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Ferdi
● online
Ferdi
● online
Halo, perkenalkan saya Ferdi
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Beranda » Keris » Keris Parungsari Pamor Udan Mas Tiban Amangkurat
click image to preview activate zoom

Keris Parungsari Pamor Udan Mas Tiban Amangkurat

Rp 9.000.000
KodeTAG137
Stok Tersedia (1)
Kategori Keris, Parungsari
Jenis : Keris Luk 13
Dhapur Parungsari
Pamor Udan Mas Tiban
Tangguh Mataram Amangkurat
Warangka : Ladrang Surakarta, Kayu Trembalo Kuno
Tentukan pilihan yang tersedia!
Bagikan ke

Keris Parungsari Pamor Udan Mas Tiban Amangkurat

Keris Parungsari Pamor Udan Mas Tiban Amangkurat

Dhapur Parungsari memiliki kemiripan yang kuat dengan dhapur Sengkelat, baik dari jumlah luk maupun ricikannya. Yang membedakan hanya lambe gajah, di mana Sengkelat memiliki satu lambe gajah, sedangkan Parungsari memiliki dua. Perbedaan kecil seperti ini—tingil, lambe gajah, sraweyan, atau odo-odo—sering kali menjadi penentu identitas dhapur keris, sehingga keliru mengenalinya juga berarti keliru memahami pesan dan filosofi yang terkandung di dalamnya.

Secara ricikan, Parungsari menampilkan sekar kacang, jalen, lambe gajah dua, tikel alis, pejetan, sogokan rangkap, sraweyan, dan disempurnakan dengan greneng. Menurut literatur, dhapur ini pertama kali muncul pada masa pemerintahan Prabu Banjaransekar dari Pajajaran sekitar tahun Jawa 1170-an.

Secara harfiah, nama Parungsari berasal dari dua kata: parung berarti lembah—tempat yang rendah, tenang, dan teduh—sedangkan sari berarti inti atau kebaikan murni. Maka Parungsari dapat dimaknai sebagai “sari dari lembah kehidupan”, simbol kebijaksanaan yang lahir dari kerendahan hati. Seperti lembah yang menampung air dari segala penjuru, manusia yang rendah hati akan lebih banyak belajar, memahami, dan mendekat pada inti kebaikan.

Keris Parungsari melambangkan sosok yang telah melalui gejolak hidup dan kini memilih jalan teduh, membumi, dan tidak mencari pujian, melainkan pemahaman. Ia mengajarkan kita untuk menunduk, merenung, dan menyelami sari kehidupan yang sesungguhnya. Secara fisik, keris ini memiliki pasikutan yang gagah, tegas, dan terkesan angker, dengan bilah baja tebal dan sepuhan tua yang menonjolkan slorok secara jelas.

Pamor keris ini adalah udan mas tiban, yang muncul secara alami tanpa kesengajaan. Pamor ini menjadi sasmita alam, simbol hubungan manusia dengan Tuhan, sekaligus doa dan harapan. Udan Mas tiban mengajarkan bahwa rezeki sejati datang seperti hujan emas—tenang, tidak dipaksakan, dan diturunkan kepada mereka yang siap menerimanya. Kekayaan bukan sekadar materi, tetapi keberkahan yang turun kepada jiwa yang bersih dan membumi.

Sebagai pusaka dari era Mataram Amangkurat I (1646–1677), keris Parungsari juga mencerminkan karakter raja: tegas, keras, dan berprinsip, dalam menghadapi tekanan politik dan spiritual. Di tengah kekuasaan yang keras, pamor udan mas tiban pada Parungsari menjadi penyeimbang, mengingatkan bahwa di balik ketegasan terdapat doa dan harapan lembut, berkah yang turun dari langit bagi mereka yang menempatkan kebijaksanaan di atas ambisi.

Dengan demikian, Keris Parungsari bukan sekadar pusaka, tetapi simbol filosofi mendalam: kerendahan hati, pemahaman, keteguhan, dan keseimbangan antara kekuatan dan berkah. Ia mengajarkan kita bahwa sejati-sejatinya kebijaksanaan lahir dari kesederhanaan dan ketulusan, dari lembah kehidupan yang menerima segala aliran dengan lapang hati.

TAG137

Keris Parungsari Pamor Udan Mas Tiban Amangkurat

Berat 1500 gram
Kondisi Bekas
Dilihat 2.123 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Produk Terkait