Beranda » Keris » Keris Pasopati Pamor Pedaringan Kebak Mutrani PB X
click image to preview activate zoom

Keris Pasopati Pamor Pedaringan Kebak Mutrani PB X

Rp 10.000.000
KodeP171
Stok Tersedia (1)
Kategori Keris, Pasupati
Jenis : Keris Lurus
Dhapur Pasupati
Pamor Pedaringan Kebak
Tangguh Yassan Enggal (Mutrani PB X)
Warangka : Ladrang Surakarta, Kayu Timoho
Deder/Handle : Yudawinatan, Kayu Nagasari
Mendak : Selut Berhias Inten
Pendok : Blewah, Bahan Kuningan Mamas
Tentukan pilihan yang tersedia!
Bagikan ke

Keris Pasopati Pamor Pedaringan Kebak Mutrani PB X

Keris Pasopati Pamor Pedaringan Kebak Mutrani PB X

Meskipun pusaka ini tergolong Yassan Enggal atau yang sering disebut sebagai kamardikan, bukan berarti ia kehilangan nilai luhur. Justru di balik wujudnya yang lebih muda, tersimpan keistimewaan dan kualitas tinggi yang layak untuk dibabar bersama. Dari segi gaya atau style-nya, keris ini mengikuti pakem keris-keris Pakubuwanan, atau dalam istilah perkerisan disebut mutrani — meniru gaya klasik yang sarat cita rasa adiluhung. Setiap ricikan dibuat tegas dan serasi: sogokan dalam dan seimbang, greneng berpadu dengan rondha nunut, dan bentuk dha-nya khas seperti keris masa Pakubuwana. Gonjonya menampilkan tungkakan yang mantap dan gagah, sementara bilahnya yang nggodong pohung dengan ada-ada jelas dan panetes mbutut tuma memperlihatkan gaya keris era Empu Brojoguno, masa PB IV hingga PB IX. Secara keseluruhan, pusaka ini memancarkan kesan pasikutan yang gagah, tegas, dan penuh wibawa.

Keistimewaan berikutnya tampak dari garap dan materialnya. Sap-sapan pamor di sisi bilah terlihat sangat rapi, dengan pola yang indah tanpa nerjang landhep. Warna pamornya nginden dan kontras, menandakan perpaduan besi dan bahan pamor berkualitas tinggi. Begitu halus dan matang hasil garapannya, hingga sepintas orang bisa mengira keris ini berasal dari masa PB IX atau PB X. Inilah hasil karya empu kamardikan yang mumpuni, yang mampu menanamkan jiwa klasik pada karya modern. Karena sejatinya, nilai sebuah keris tidak ditentukan oleh tuanya usia, melainkan oleh kedalaman garap dan ruh budaya yang dihadirkan di dalamnya.

Keris kamardikan bukan sekadar benda tiruan dari masa lampau, melainkan wujud nyata bagaimana warisan leluhur terus hidup melalui tangan-tangan baru. Ia menjadi jembatan antara tradisi dan masa kini — membuktikan bahwa budaya tidak mati, melainkan beregenerasi. Nilai luhur itu pula yang membuat UNESCO menetapkan keris sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia, sebab yang diwariskan bukan hanya bentuknya, tapi juga jiwanya: falsafah, proses, dan makna yang menyertai setiap tempaannya.

Kini, mari kita lihat pesan yang dibawa oleh pusaka ini. Keris dengan dhapur Pasopati memiliki ricikan khas seperti sekar kacang model pogog, jalen, lambe gajah, tikel alis, pejetan, sogokan rangkap, dan greneng di bagian belakang. Nama Pasopati sendiri memiliki akar spiritual dan simbolik yang sangat dalam. Dalam Kakawin Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa abad ke-11 Masehi, Pasopati disebut sebagai pusaka para ksatriya sejati — lambang kemenangan Dharma atas Adharma, kemenangan nurani atas hawa nafsu. Ia adalah pusaka pemberian Sang Hyang Manikmaya kepada Arjuna, sang lelananging jagad, ksatria pilihan para dewa.

Kisah Arjuna mengajarkan bahwa kemenangan sejati tidak datang tanpa perjuangan, baik lahir maupun batin. Arjuna harus menaklukkan nafsu, menundukkan egonya, dan membersihkan hati sebelum layak menerima panah sakti Pasopati. Dari sana kita belajar bahwa ujian hidup bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk menumbuhkan kesadaran dan keteguhan jiwa. Pasopati menjadi simbol fokus dan keyakinan, bahwa setiap anak panah yang dilepaskan harus tepat pada sasaran — sebagaimana setiap tindakan kita hendaknya berakar pada tujuan yang benar.

Dalam makna filosofisnya, Pasopati adalah pusaka penakluk hawa nafsu. Ia mengajarkan pengendalian diri dan keseimbangan antara kekuatan, kebijaksanaan, dan kasih sayang. Jihad terbesar manusia adalah melawan dirinya sendiri, agar potensi luhur dalam diri tidak tertutup oleh amarah dan keserakahan. Itulah sebabnya Pasopati sering dikaitkan dengan kepemimpinan sejati: berani, bijaksana, dan penuh rasa tanggung jawab.

Pada masa silam, dhapur Pasopati sangat lekat dengan para senopati dan panglima perang. Tidak sembarang orang dapat memilikinya, sebab ia melambangkan tekad, keberanian, dan kesetiaan. Maka tak heran, hingga kini banyak tokoh politik dan militer mencari keris berdhapur Pasopati sebagai simbol semangat kepemimpinan dan keteguhan prinsip.

Pasopati — sebuah nama yang indah dan bermakna megah. Ia bukan sekadar pusaka, melainkan wejangan hidup tentang perjuangan, pengendalian diri, dan kemenangan batin. Terpujilah para empu yang menempanya, dan terhormatlah mereka yang menjaganya. Sebab pada akhirnya, biarlah sang pusaka sendiri yang memilih takdirnya… sebagaimana Arjuna yang terpilih oleh semesta untuk membawa panah sakti Pasopati, simbol kebajikan dan kemenangan sejati.

P171

Keris Pasopati Pamor Pedaringan Kebak Mutrani PB X

Berat 1500 gram
Kondisi Bekas
Dilihat 1.330 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Produk Terkait